Hidup

Selasa, 09 Oktober 2012 | comments (1)

"Hidup". Jika anak kecil mendengar kata ini, maka dalam benaknya hidup adalah saat kita masih bisa bermain, saat kita masih bisa tertawa, saat kita masih bersenang-senang, pokoknya asal kita masih hidup. Segalanya tampak mudah saat kita kanak-kanak.

Namun jika orang dewasa yang mendengar kata ini, maka berbagai pikiran masuk ke dalam angannya, positif maupun negatif, susah ataupun senang, berat atau ringan, malas dan semangat, benci dan cinta. Hidup itu sulit. Hidup itu susah. Hidup itu penuh perjuangan. Hidup itu indah. Hidup itu manis. Hidup itu penuh cinta. Hidup itu pahit. Hidup itu brengs*k. Life is suck!

Pandangan seseorang akan hidupnya berganti-ganti dari saat dia kanak-kanak hingga mencapai usianya sekarang. Ada yang bilang pahit manisnya hidup itu bergantung pada nasib. Ada juga yang bilang semua tergantung pada usaha kita.

Apa arti hidup bagi anda? Apa arti hidup baginya? Apa arti hidup bagi mereka? Apa arti hidup bagi saya?

Sungguh betapa menyenangkan jika waktu dapat membawa kita kembali ke masa kanak-kanak. Tanpa perlu memikirkan hidupnya, tanpa perlu memikirkan tujuan hidupnya.

Bagi saya hidup itu menyenangkan. Bagi saya hidup itu juga menyebalkan. Ada kalanya hidup sungguh sesuatu yang sangat indah. Segalanya tampak menyenangkan. Sedih, menangis, senang, tertawa. Tak pernah terpikirkan kapan saatnya hidupku berhenti. Ada kalanya hidup seolah penuh dengan penderitaan. Merasa seolah kita akan mendapat hal yang lebih baik setelah kita mati.

Lalu apa sebenarnya arti hidup? "Hidup itu segalanya". Itu menurut saya. Ada yang beranggapan bahwa hidupnya tidak punya arti. Mungkin ada juga yang beranggapan hidup saya tidak berarti. Hidup, milik siapapun itu pasti punya arti. Kita semua punya peran dalam hidup ini. Orang baik, orang jahat, orang kaya, orang miskin, penderma, pemberi, perampok, koruptor, pemerkosa, bahkan orang yang tidak melakukan apa-apapun memiliki peran dalam hidup ini.

Hidup adalah harta terbesar yang aku miliki. Segalanya baik jika kita masih hidup. Lalu apakah pandangan semacam ini membuat saya menjadi orang yang sekuler atau bahkan atheis? Tidak, saya kira yang saya ungkapkan dalam artikel ini adalah pandangan logis. Apakah kita bisa menjalankan kepercayaan kita jika kita tidak mempunyai hidup?

Hidup adalah segalanya. Baik buruknya hal yang menimpa kita, itulah yang harus kita jalani. Jika kita matipun itu adalah hal yang tidak bisa kita tolak.
Share this article :

1 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Live It Now! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger